http://partner.buzzcity.com/linke/lck.php?pid=32149

Selamat Datang di blog Cinta.......!

Terima kasih telah berkunjung..
Keindahan dalam cerita Cinta memang tidak pernah berakhir dari jaman dulu sampai sekarang. Cerita ataupun Nama tokoh dalam cerita mungkin saja sama atau mirip .....

2010-10-03

Cinta Itu Datang

Suara Handphone mengejutkannya ketika Ningsih tengah memperhatikan Dosen ganteng didepan kelasnya dan Dia lupa untuk men silent handphonenya.Ningsih melihat Handphonenya,SMS dari Aris seorang arsitektur yang bekerja sama dengan ayahnya dalam urusan perusahaan.Setengah terbeliak matanya membaca SMS dari itu 'Saya kebetulan lewat dari kantor seorang relasi,Mau ajak kamu ke Hagen Das.Kalau mau saya sudah sampai depan kampus'."Berani juga orang ini!,terbayang Ice Cream Haagen Dazs Ningsih tersenyum sudah meleleh air liur rasanya.
"Sampai ketemu minggu depan,Jangan lupa pelajari halaman 256 saya akan ajukan pertanyaan.."Kata dosen ganteng itu menutup mata kuliah.Ningsih bergegas membereskan peralatannya kedalam tas dan langsung melangkah keluar.Ningsih berjalan bersama Nita menuju halaman parkir disitu Aris sudah menunggu.Aris berdiri di sebelah mobilnya.
"Hi.."sapanya

"Hi,saya bawa teman nih"kata Ningsih.
"Oh ya,saya Aris"kata Aris mengulurkan tangan dan disambut oleh Nita.
"Nita" kata Nita sambil senyum.
"Yuk,masuk" ajak Aris sambil berjalan untuk menaiki mobilnya.

Setengah jam berlalu mereka sampai di Haagen Daz Ice Cream  yang terkenal kelezatannya itu..Aris masuk dan mengambil tempat duduk,Ningsih dan Nita masuk sambil melihat Ice Cream yang dipajang,semua terlihat lezat.
"Selamat Sore Pak Aris,sudah siap pesan pak...?"tanya waitress sambil menyodorkan menu.
Aris cuma membalas dengan senyum dan mengangguk.
Pak Aris! pelayan itu memanggil namanya,sepertinya Aris sudah sering kemari,  dalam hati Ningsih menganalisa Aris.

 Tak lama kemudian pesanan sampai,mata Ningsih berbinar melihat Ice Cream kesukaannya datang."Kok dia tahu kesukaan kamu Ning!'bisik Nita.Ningsih menyiku Nita"Sst".Aris cuma melirik tak komentar.Mereka segera melahap Ice Cream yang sudah dihidangkan.
Setelah mengantar Nita pulang,Aris mengantar Ningsih pulang ke rumahnya.Di sambut oleh ayah Ningsih yang tengah duduk di kursi roda.

"Assalamualaikum,eh ayah sudah sehat?"gembira Ningsih melihat ayahnya sudah keluar dari kamar walaupun masih memakai kursi roda."Walaikumsalam,rasanya badan lebih segar apalagi melihat kalian sudah sampai"kata ayahnya tersenyum.
"Assalamualaikum pak Basir" Aris memberi salam.
"Walaikumsalam.Haa Aris mari masuk"jawab pak Basir.
"Terima kasih pak sudah sore saya langsung pulang saja"Aris mencoba menolak ajakan pak Basir.
"Ee sudah masuk magrib lho,masuklah dulu kita shalat sama-sama"
"Tidak apa pak Basir nanti saya shalat di mesjid dalam perjalanan"lagi-lagi Aris menolak"
"Jangan begitu,tidak baik menunda sholat jadi tidak terburu-buru.Ayuh sudah sana masuk"kali ini pak Basir memberi perintah.Aris kehabisan kata-kata dan menuruti kemauan pak Basir.
Mereka shalat jamaah dengan Aris sebagai Imam.Tersentuh hati Ningsih mendengar ayat-ayat suci yang dibacakan Aris ditengah shalat.Selesai shalat dan membaca doa tidak dapat mengelak untuk mencium tangan ayahnya dan Aris.Harum,cepat dia berlari ke kamarnya menyembunyikan perasaannya.

Suara rekaman pak Basri yang tersendat-sendat sebelum ajal menjemputnya tengah diperdengarkan oleh pengacara keluarga .Suara wasiat,suara terakhir dari pak Basir.Diantaranya adalah meminta kesediaan Ningsih untuk menikah dengan Aris.Lelaki yang baru dikenalnya sepintas dan belum tahu apakah Aris adalah lelaki yang dicintainya
Air mata mengalir deras dari mata Ningsih yang duduk disebelah pembaringan ayahnya."Ayaaah....! Jangan tinggalkan Ningsih ayah,ayah banguun...!"Ningsih meraung dan berlutut.Kakaknya menarik bahu Ningsih membantunya berdiri.Ningsih sangat menyayangi ayahnya,cuma ayahnyalah sebagai tumpuan selepas ibu Ningsih meninggalkannya  lima tahun lalu.Sekarang tinggallah Ningsih sendirian ,kakak-kakaknya sudah lama pindah dari rumah itu.

Tanpa kemeriahan pesta yang diimpikan,tanpa tamu undangan yang ramai.Ningsih menikah dengan Aris.Lelaki yang baru dikenalnya sepintas dan belum tahu seluk beluknya.Ningsih cuma menuruti kemauan ayahnya yang sangat dicintainya.Dan dalam keadaaan perasaan yang kosong.

Hari berganti hari Ningsih masih dilingkupi kesedihan sejak ditinggal ayahnya.Aris mengerti dan dengan sabar Aris melayani dan merawat Ningsih sebagaimana sang suami.Aris menemaninya berjalan-jalan di taman.Empat orang pemuda yang sedang berkumpul memandang liar ke arah Ningsih.Tanpa sadar Ningsih menggamit lengan Aris.Walaupun sudah jauh Ningsih belum melepaskan tangannya dari lengan Aris.
"Masih takut?"tanya Aris.
Ningsih melepaskan tangannya dan tertunduk malu.
"Itulah salah satu tujuan perkawinan.Untuk melindungi dan menjaga kaum Hawa"kata Aris.
"Kamu lihat bulan itu! Dia akan tetap disitu menemani malam.Saya akan menjadi seperti bulan.Saya akan selalu menemani kamu"kata Aris.
Ningsih terdiam memikirkan kata-kata Aris yang terdengar romantis.Timbul sudah benih-benih Cinta dalam hati Ningsih.

No comments: